Judul Matt & Mou Pengarang Wulan Fadila Fatia Penerbit GagasMedia Tahun terbit 2016 Editor Rayina dan eNHa Jumlah hal 344 halaman Kategori Fiksi Ukuran 13 x 20 cm Kota terbit Jakarta Novel ini ditulis oleh Wulan Fadila yang awalnya disajikan di aplikasi baca yakni Wattpad aplikasi untuk menulis dan mempublikasikan cerita. Karena alur cerita dan penokohannya sangat menarik membuat minat pembaca semakin meningkat sehingga membuat novel ini jadi kategori novel best seller di Wattpad. Begitu pula saat diterbitkan, “Matt & Mou‟ juga menjadi target dari para pembaca dan kebanyakan dari remaja. Apalagi dari cover novel yang mempunyai warna-warni pastel, kemudian marshmellow menjadi penanda judul mereka. Cover yang cantik ini sungguh memanjakan untuk first impression calon pembaca. Siapa sangka, marshmellow ini menandakan bahwa Matt & Mou adalah dua sejoli yang sangat menyukai marshmellow saat bersantai di café. Novel ini sendiri menceritakan sebuah kisah dua remaja yang sudah berteman lama sejak kelas 5 SD Sekolah Dasar hingga SMA Sekolah Menengah Keatas yakni Matt dan Mou. Dimana persahabatan mereka terjalin sangat erat karena adanya sifat dari mereka yang sangat bertolak-belakang. Matt digambarkan sosok lelaki dingin, kaku, cuek, bahkan keras namun tidak berlaku untuk Mou. Karena Matt menganggap Mou seperti adik kandungnya yang masih membutuhkan bimbingan dan dampingan. Kemudian untuk Mou, perempuan ceria, bawel, manja, dan pemalas. Jadi tak heran, bila Matt selalu menjaga dan menemani Mou kemanapun berada. Mou juga menganggap Matt seperti kakak kandung-nya sendiri. Konflik dalam cerita ini dimulai saat Mou menyukai dan mulai menjalin hubungan dengan teman-nya Matt, yakni “Reza‟. Seorang vokalis dari sebuah band lokal yang sudah mempunyai banyak penggemar. Tak hanya memiliki suara yang indah, Reza juga mempunyai proporsi tubuh bagus, dan wajah menawan hingga membuat para cewek melihat senyuman akan berteriak kegirangan. Mengetahui hal itu, Matt memberikan beberapa syarat kepada Reza untuk mendekati Mou, dan semua disetujui oleh Reza. Disaat Mou mulai kesal dengan tingkah laku Matt yang super-duper protektif, kemudian memunculkan ide Mou akan menjodohkan Matt ke perempuan agar Matt berhenti ikut campur dalam hubungannya dan Reza. Namun, Matt tetaplah Matt yang dingin, kaku, keras ke siapapun jadi hal itu tidak mempan meskipun pihak perempuan sudah menyukai dan mengagumi Matt. Sebulan kemudian, Mou ditinggal Matt tanpa kabar untuk melanjutkan pendidikan di Jerman. Hal itu membuat Mou sangat sedih karena dia harus berpisah jauh dari Matt, apalagi selama ini Mou hanya bergantung kepada Matt. Susah, sedih, senang, sengsara, bahagia semua dibagikan Mou kepada Matt. Namun Mou sadar, kini dia telah sendiri dan tidak punya tempat pulang, bahkan rumahnya tidak bisa menjadi tempat terbaik Mou dalam menaruh dan menjabarkan bebannya. Mou menyadari bahwa kesedihannya tak sekedar rasa ketergantungan namun rasa suka yang selama ini Mou tepis. Dia sebenarnya gengsi untuk mengakui menyukai Matt, karena memang dia paling banyak mengeluarkan kalimat bahwa “sahabat tetaplah sahabatâ€. Kesedihan Mou semakin kelam saat dia menemukan Jurnal yang tersimpan rapi di kamar Matt, yakni berisi pesan yang akan disampaikan Matt sebelum berangkat ke Jerman. Matt juga menyukainya namun Matt tidak ingin merusak kebahagiannya dengan Reza. Kelebihan Novel ini mengangkat cerita yang sangat ringan dan mudah dimengerti karena memang mengambil latar belakang dunia pendidikan, tepatnya SMA. Setelah membaca buku ini, saya jadi semakin percaya bahwa tidak mungkin sejoli cowok dan cewek sahabatan tidak mempunyai rasa suka satu sama lain. Memang jarang, tapi pasti ada. Entah itu tetap saling memendam untuk menjaga hubungan pertemanan mereka, atau memilih mencoba untuk menjalin hubungan yang serius tapi ternyata rusak ditengah jalan, akhirnya kehilangan pacar dan sahabat. Lalu penokohan yang dibangun oleh penulis ini dari Mou sungguh me-motivasi para pembaca. Mou tetap berlaku ceria, kuat, dan tidak menyerah saat tahu bahwa ibu-nya adalah istri kedua dari ayahnya. Mou sangat sedih, tapi dia tidak ingin orang sekitarnya khawatir dan menganggap Mou lemah. Memang Mou terlihat menjengkelkan atas kebawelan-nya namun hanya itu yang bisa jadi tameng untuk Mou agar tetap kuat. Kemudian penokohan untuk Matt, menggambarkan sosok lelaki yang kaku, dingin, cuek, susah bergaul ke semua orang, namun berubah drastis menjadi lembut, perhatian, lunak untuk Mou, perempuan yang dicintainya. Cerita ini tidak se-menarik itu namun penulis berhasil membuat kata demi kata, kalimat demi kalimat, konflik demi konflik yang membuat pembaca semakin membalikkan kertas ke halaman berikutnya hingga ending. Kelemahan Ada beberapa kelemahan novel ini dari saya, bila kita baca dengan sangat teliti, ada beberapa penentuan cerita yang tidak konsisten. Kemudian cerita ini sangat ringan hingga dapat dengan mudah ditebak oleh pembaca. Kemudian dalam novel masih ada beberapa typo ataupun tata bahasa yang masih belum sepenuhnya sempurna. Kemudian penokohan yang tiba-tiba muncul seakan-akan penting tapi ternyata tidak berpengaruh apa-apa, hal itu membuat pembaca bingung. Kemudian terkait ending yang disajikan, dimana setelah Matt hilang tanpa kabar sama sekali hingga setahun. Matt datang di acara kelulusan kelas 12 SMA Mou dengan membawa cincin bermaksud melamar Mou. Bagi saya ending seperti ini tidak realistis, bagaimana bisa dalam satu tahun tanpa kabar, tiba-tiba hadir lalu melamar. Meskipun ada epilog untuk memperjelas ending, bagi saya tetap tak menghibur dan membuat ending semakin wow, endingnya tetap biasa saja. Tetapi karena alur cerita dan konflik menarik, ending tak terlalu jadi masalah. FR/R7
Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tak berani mengambil kesempatan. Sebuah novel yang menyentuh hati banyak pembaca dan membuat mereka menguraikan air mata. Matt and Mou bercerita tentang Matt sama Mou yang udah bersahabat dari kecil. Seperti yang ada di blurb-nya, mereka saling memendam rasa karena mereka cuma sahabat danApesar do nome egípcio, Coates é americano e vive em Nova York. Entre o mundo e eu é uma carta ao seu filho Samori de 15 anos, contando como é ser negro na primeira coisa que me dei conta ao começar a leitura dos acontecimentos que marcaram a vida de Coates como um negro e como ele explica o racismo nos EUA foi que é muito parecido com o que vemos no Brasil. Coates diz que o corpo negro é flagelado e esmagado pelo Sonho, o famoso “American Dream” que prega a igualdade de oportunidades e liberdade, mas isso sendo construído em cima de corpos que muitos preferem ignorar. O corpo negro é mais frágil e pode ser quebrado com muito mais facilidade que um corpo branco, por isso Coates diz que sempre sentiu medo. Quando andava na rua sempre estava em alerta e tinha o cuidado de andar certo, falar certo e agir sem movimentos bruscos. Seus pais sempre foram duros com ele porque é como diziam Ou eu bato nele, ou bate a como podemos dizer que isso é diferente em nosso país? Eu sou branca e não conheço a realidade do negro. Seria muita ousadia até dizer que imagino como deve ser. Nunca fui barrada por um policial, nunca fui revistada, tenho o costume de sair de casa sem identidade e o negro que preza pelo seu corpo não pode fazer o mesmo. A morte de um negro é facilmente esquecida, facilmente explicada.“Ainda assim, a alegação influenciou o júri, e o matador foi condenado não pelo assassinato do menino, mas por ter atirado repetidamente quando os amigos do menino fugiam. Destruir o corpo negro era permitido – mas melhor seria fazê-lo com eficiência” – Pág. 114Ele não aponta a culpa como sendo de um lado ou de outro. Não é da polícia. O policial faz parte da sociedade. O policial mata o negro com muito mais facilidade porque a sociedade permite que ele o faça. Muitas vezes Coates diz “na América”, e “o negro americano”, mas é muito fácil situar o livro na nossa realidade no Brasil.“A polícia é um reflexo da América em toda a sua vontade e determinação e em todo o seu medo …. Os abusos que se seguiram a essas políticas – o estado carcerário em expansão, a detenção aleatória de pessoas negras, a tortura de suspeitos – são produtos de uma vontade democrática.” – Pág. 84O alerta que Coates dá para seu filho em forma de carta/livro serve para todos nós brancos e negros. Os negros podem aprender mais da sociedade negra norte-americana e refletir sobre a luta que passam e os brancos… bom os brancos podem ajudar nessa luta também. Acredito que somente não sendo racista não é suficiente, você precisa combater o racismo. Bradar quando ouve uma piada e comentário racista, interferir quando vê um ato de racismo. A nossa dívida com o povo negro é grande e quem não percebe isso é porque não quer, porque não exerce algo que todos deveriam a difícil escrever uma resenha sobre um livro que fala sobre o racismo sendo branca. Tive receio de fazê-lo e falar algo que não deveria, ofender quem já está cansado de ofensas. Todos nós já fomos racistas. Eu já fui racista em algum comentário com toda a certeza. A grande expectativa é que estejamos todos em reconstrução e que cada dia seja um novo aprendizado sobre como ser mais humano. Com certeza Entre o mundo e eu irá ajudá-lo com isso.“Lá fora os negros não controlavam nada, que dirá o destino de seus corpos, que podiam ser requisitados pela polícia; que podiam ser apagados pelas armas, tão pródigas; que podiam ser estuprados, espancados, encarcerados. Mas nos clubes…, no encantamento das meia-luzes, sob o domínio do hip-hop, eu os sentia no controle total de cada passo, cada aceno, cada giro. – Pág. 68”NOTAFicou interessadoa? Então compre o livro nos links abaixoAmazon Amazon ebook SubmarinoAutor Ta-Nehisi Coates Origem Estrangeira Título original Between the World and Me Edição 1ª Editora Objetiva Ano 2015 Páginas 150 Sinopse Uma corajosa investigação da história racial e seus ecos contemporâneos. Primeiro lugar na lista dos mais vendidos do New York Coates é um jornalista americano que trabalha com a questão racial em seu país desde que escolheu sua profissão. Filho de militantes do movimento negro, Coates sempre se questionou sobre o lugar que é relegado ao negro na sociedade. Em 2014, quando o racismo voltou a ser debatido com força nos Estados Unidos, Coates escreveu uma carta ao filho adolescente e compartilha, por meio de uma série de experiências reveladoras, seu despertar para a verdade em relação a seu lugar no mundo e uma série de questionamentos sobre o que é ser negro na que é habitar um corpo negro e encontrar uma maneira de viver dentro dele? Como podemos avaliar de forma honesta a história e, ao mesmo tempo, nos libertar do fardo que ela representa?Em um trabalho profundo que articula grandes questões da história com as preocupações mais íntimas de um pai por um filho, Entre o mundo e eu apresenta uma nova e poderosa forma de compreender o racismo. Um livro universal sobre como a mácula da escravidão ainda está presente nas sociedades em diferentes roupagens e modos de Review Buku Novel How to Stop Time Karya Matt Haig. Fimela.com, Jakarta "Jangan jatuh cinta ," itulah aturan pertama yang ditekankan Hendrich kepada Tom Hazard pada pertemuan yang terjadi lebih dari seabad lalu. Sebuah aturan yang terasa aneh, tetapi itu adalah aturan yang sangat penting mengingat kehidupan Tom, sama seperti Hendrich, berbeda Reads 3,938,112Votes 193,510Parts 30Complete, First published Feb 18, 2014Table of contentsSat, Mar 1, 2014M-A 1 Matthew and MouretaSat, Mar 1, 2014Mon, Mar 3, 2014Tue, Mar 4, 2014Thu, Oct 13, 2016Wed, Mar 5, 2014M-A 5 Rasa Sakit KeduanyaThu, Mar 6, 2014Sat, Mar 8, 2014M-A 7 "Sayangnya Bukan Yang Manis."Sun, Mar 9, 2014M-A 8 Target PertamaTue, Mar 11, 2014Wed, Mar 12, 2014Sun, Mar 16, 2014M-A 11 Bertemu Teman LamaFri, Mar 28, 2014M-A 12 "Never Wanna Let You Go"Fri, Mar 28, 2014M-A 13 Apa Persahabatan Ini Berakhir?Sat, Mar 29, 2014Mon, Mar 31, 2014M-A "All About Us"Tue, Apr 1, 2014Wed, Apr 2, 2014Fri, Apr 4, 2014M-A 17 Karena KenanganSun, Apr 6, 2014Mon, Apr 7, 2014M-A 19 Berubah HaluanTue, Apr 8, 2014Thu, Apr 10, 2014Fri, Apr 11, 2014Sat, Apr 12, 2014M-A 23 "Don't Want An Ending"Sun, Apr 13, 2014M-A 24 Matahari dan PlutoSun, Apr 13, 2014Wed, Apr 30, 2014Sat, Aug 6, 2016Sat, Dec 8, 2018The Rules Series 2 Matthew Rizki Akbar Biasa, cowok dan cewek bersahabat sejak kecil. BIasa, cowok dan cewek saling memendam rasa di hati kecil. Namun, jika ini terjadi padamu, apa yang kau lakukan? Faktanya, yang biasa tidak biasa seperti kedengarannya. © Copyright 20145wulanfadi
RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI. 1. Judul resensi Perjuangan Menggapai Mimpi 2. Identitas Novel Judul : Sang Pemimpi Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : PT Bentang Pustaka Tahun terbit : 2006 Tempat terbit : Yogyakarta Halaman : 292 Halaman Ilustrasi Gambar : Berwarna dasar biru tua, biru muda, dan putih dengan gambar seorang laki-laki berbaju hitam yang sedang duduk termenung memandangi awan di
Meu mundo versus Marta não é um quadrinho fácil. Sem um único balão de texto, somos jogadas em uma distopia - época e lugar desconhecidos - com poucas informações disponíveis sobre ela. É um enredo bastante subjetivo, mas que, para mim, não funcionou muito bem. Parceria Momentum Saga e Quadrinhos na Cia O quadrinho Em uma cidade com ares de Pelotas, num futuro incerto e distópico, acompanhamos um sujeito que trabalha em algum tipo de laboratório genético. Em sua casa, ele mantém um tipo de biorrobô a Marta do título que, no começo, achei que fosse sua filha e por boa parte da leitura achei que fosse. Conforme os dois circulam pelos cenários degradados, o casal atrai a atenção das pessoas, que lhes dirigem olhares desconfiados, intimidantes. A sensação é que um conflito está prestes a estourar. Marta deixa de ser criança e conforme acompanhamos os quadros. O relacionamento dos dois se intensifica conforme lá fora as coisas parecem degringolar. O homem está cansado do seu trabalho, querendo passar seu tempo com Marta. É possível notar o medo e a opressão nos quadros, conforme acompanhamos o cenário, a mudança nas fachadas, a forma como algumas pessoas apontam para Marta e seu companheiro. Os personagens se blindam da barbárie do lado de fora através da arte, como com a música, onde temos quadros em que eles tocam piano juntos. No apartamento do homem vemos pôsteres de filmes, além dos desenhos feitos por ele. O próprio autor do quadrinho comentou em uma entrevista para a Gazeta do PovoOs truculentos, os protofascistas, os intolerantes e os egoístas odeiam a arte porque a arte transporta um tipo de celebração incômoda que os atinge, porque fere e altera permanentemente os processos do acomodar que lhes é tão conveniente, os processos em que, como se observa hoje no Brasil, levam uma parcela minoritária da população a abraçar a morte e também os discursos que, sem qualquer pudor, descartam a vida e a dignidade humana. Nesse sentido, o quadrinho dialoga diretamente com a gente nesses tempos doidos de pandemia, onde as artes nos livros, séries, filmes, quadrinhos, se tornaram nosso escape desse mundo horrível. Assim como ciclo de opressão vivido pelo personagem recomeça no quadrinho, para nós é um ciclo que também recomeça ao vermos que o autoritarismo, o militarismo, a ditadura, nunca são abolidos completamente. Eles estão sempre à espreita, tal como alguns personages do quadrinho. Não tenho problema com obras subjetivas, mas acredito que obras abertas demais acabam ficando um tanto incompreendidas. Os autores precisam nos dar as migalhas que vão preencher os espaços vazios deixados para que cada pessoa que leia o preencha com sua própria compreensão. E sinto que aqui ficou tudo tão subjetivo que é bem possível que você termine de ler e não tenha, de fato, captado as mensagens deixadas nos quadros. Também não tenho problema com ausência de textos nos quadros. É possível entender as histórias através dos desenhos. Mas nem mesmo a narrativa visual do quadrinho é clara. Os autores já disseram que o quadrinho tem várias interpretações conforme o lemos várias vezes, mas se você precisa ler várias vezes será que a compreensão não fica prejudicada? Nem era preciso mexer muito na estrutura da obra, mas senti falta de mais contexto que ajudasse quem lê a não ficar boiando. Os traços são super simples, mas não menos carregados de uma forte mensagem. Gostei da forma como o ilustrador compôs os quadros, até mesmo no uso dos vazios para expôr o vazio da vida dos personagens. Os poucos textos que vemos estão na verdade em cartazes e fachadas, nunca em balões falados pelos personagens. O quadrinho em si é em papel encorpado no miolo e capa comum de acabamento e realidade São nos momentos de maior opressão que a arte deve ser protegida e preservada. Essa é uma das lições valiosas de Meu mundo versus Marta, onde as personagens se isolam do mundo violento, tentando encontrar alguma beleza em meio ao caos. É também uma lembrança de como a arte sofre ataques assim que um populista de discurso fácil chega ao poder. Nem precisamos abrir um livro de história, veja o que acontece aqui diariamente. Paulo Scott é um poeta e escritor brasileiro. Rafael Sica é um ilustrador e quadrinista brasileiro. Pontos positivos Marta Distopia Pontos negativos Subjetivo demais Leitura lenta É chato Título Meu mundo versus MartaRoteiro Paulo ScottIlustração Rafael Sica Editora Quadrinhos na Cia Companhia das LetrasPáginas 160Ano de lançamento 2021Onde comprar na Amazon com brinde ou sem!Avaliação do MS? Não vou dizer que o quadrinho é de todo decepcionante. Foi uma leitura bem OK para mim. Apenas senti que subjetividade demais no quadrinho prejudicou a mensagem passada. Três aliens para Meu mundo versus Marta. Até mais! Já que você chegou aqui...Resensi Buku: The Demon-Haunted World: Sains Penerang Kegelapan; Resensi Buku Kelekar Madura Buat Gus Dur; Resensi Buku Non-Fiksi "Tulislah! Mengembangkan Proses Kreatif Menulis: Berita, Feature, Fiksi" Resensi Buku Fiksi Cerita Rakyat 33 Provinsi; Resensi Buku Fiksi Novel "Hujan" Resensi Film Sokola RimbaBlogger Templates • Top Best Free • New Templates Blogger Templates daily updates with newly designed free blogger templates. Blog templates with Highly SEO optimized, Responsive Layouts. Blogger Remito grid template. Blogger Templates Free Fabel Blogger Templates Best Free Responsive Blogger Templates Font Awesome icons, unlimited colors and hero image are just some additional specialties of Shapely. Download Preview Best Minimalist Blogger Templates The best minimalist Blogger templates that you can use to create your Blog Blogger Templates - Blogger Themes ThemeForest Responsive, Modern Blogger Templates Georgia Lou Studios Give your Blogger/Blogspot blog a new, modern look Responsive Blogger Templates 2020 Free Download Responsive Blogger Templates is an ultimate feature that lets you show your blog according to the users device and screen size. It automatically adjusts its width and element size keeping design in mind. ... As we know, nowadays Responsiveness has become an integral part of website development and designing Resensi Novel Matt & Mou - Bak Matahari dan Pluto, Bisakah Mereka Menyatu? - Hallo sahabat semua kembali lagi dengan saya admin gerbang putra yang paling ganteng, kesempatan kali ini saya meresensi novel kembali, yang dimana novel ini sangatlah keren yang sangat familiar di kalangan remaja,1. Judul Matt & Mou 2. Pengarang Wulan Fadila Fatia 3. Penerbit GagasMedia 4. Tahun terbit 2016 5. Editor Rayina dan eNHa 6. No. ISBN 978-979-780-872-3 7. Jumlah halaman iv + 344 hlm 8. Ukuran buku 14 x 20 cm 9. Kota terbit Jakarta Novel ini ditulis oleh Wulan Fadila Fatia, satu dari sekian banyak penulis yang karya-karyanya cukup saya gemari. Wulan Fadi adalah perempuan kelahiran tahun 1999 dan memang gemar menulis sejak dahulu. Sebelum karya-karyanya diterbitkan, Ia menyalurkan hobi menulisnya melalui aplikasi Wattpad aplikasi untuk menulis dan mempublikasikan tulisan kita dengan account wulanfadi. Wulan Fadi telah menghasilkan banyak karya, baik yang sudah diterbikan maupun yang tidak, antara lain With Julian, Story of Seth, A Aku, Benci, dan Cinta, I Wuf You, dan masih banyak lagi. Genre yang dipilih pun umumnya sejenis, yaitu erat dengan persahabatan dan kisah kasih anak remaja, tak terkecuali novel Matt & Mou ini sendiri, yang telah dibaca lebih dari 3 juta kali melalui aplikasi Wattpad. Cover novel ini memperlihatkan gambar dua buah marshmallow yang menurut saya kurang sesuai dengan tema dan cerita dari novel ini. Cover Matt & Mou di aplikasi Wattpad menurut saya lebih berkaitan dengan isi cerita, dimana memang ada satu kafe yang sering menjadi tempat favorit sang tokoh utama. Tetapi, dari segi warna, cover novel ini cukup menarik perhatian karena warnanya yang cerah dan terkesan manis. Setelah membaca novel ini, saya menyadari bahwa ada kemiripan cerita antara novel Matt & Mou dengan novel Refrain karya Winna Efendi. Gambaran karakter tokoh Nata dan Niki di novel Refrain serupa dengan tokoh Matt dan Mou di novel Matt & Mou. Kedua novel tersebut juga sama-sama mengisahkan bahwa kedua tokoh utama adalah sahabat sejak kecil, yang baru menyadari perasaan mereka masing-masing ketika mereka beranjak dewasa. Akhir cerita dari kedua novel ini juga mirip, dimana sang tokoh pria harus pergi ke luar negeri untuk studi, lalu kembali ke tanah air dan menemui sang tokoh utama wanita. Bedanya, Matt & Mou dituntaskan hingga mereka menikah, sedangkan Refrain hanya sampai ketika mereka bertemu lagi. Matt & Mou diisi dengan berbagai permasalahan yang cukup rumit dan berbelit, sedangkan permasalahan pada Refrain cenderung lebih simpel. Ketika saya membaca cerita Matt & Mou melalui aplikasi Wattpad, jujur, saya merasa agak kecewa dengan akhirannya yang terasa konyol dan tidak masuk akal. Sebab, diceritakan bahwa Matt berpura-pura meninggal dan kemudian secara tiba-tiba muncul kembali dihadapan Mou. Itulah mengapa, ketika cerita ini dicetak, saya agak kurang tertarik untuk membaca versi novelnya. Tetapi teman-teman saya meyakinkan saya bahwa novel ini bagus, dan akhirannya pun tidak seperti yang saya baca di Wattpad. Oleh karena itu, saya mencoba membacanya, dan ternyata, perkataan mereka tidak salah. Novel ini diawali dengan prolog yang berhasil membuat saya penasaran untuk terus membaca kelanjutannya. Latar dan deskripsi tentang tokohpun digambarkan oleh penulis dengan jelas, dan saya suka bagaimana Wulan Fadila menyatukan karakter Matthew yang dingin, kaku, dan pendiam dengan karakter Mou yang hangat, ceria, dan ramah ke semua orang. Cerita di novel ini diceritakan dengan alur maju, dengan sedikit flashback pada beberapa bagian. Kita, para pembaca, diajak untuk menelusuri kehidupan para tokoh melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu, dengan bukti kutipan "Matt dan Mou. Sepasang sahabat yang selalu bersama sejak kelas 5 sekolah dasar. Sebenarnya, sejak kecil mereka selalu bersama, karena Matt dan Mou lahir di rumah sakit yang sama,". Ada banyak tokoh pada novel ini, dan masing-masing tokoh memiliki masalah yang ternyata saling berkaitan satu sama lain. Permasalahan yang melibatkan banyak tokoh inilah yang membuat novel ini terasa agak berbelit-belit, tapi tetap bisa dipahami oleh para pembaca. Tema yang diangkat mungkin sudah biasa, yaitu tentang persahabatan yang tumbuh menjadi cinta. Namun, entah mengapa, Wulan Fadila dapat dengan apik membungkusnya menjadi sebuah karya yang tidak membosankan dengan bahasa sehari-hari yang ringan, tidak baku, namun tetap sopan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, akhiran dari novel ini memang berbeda dengan versi Wattpad nya, namun tetap saja, terasa agak aneh dan dipaksakan, meski tetap berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membacanya. Dari novel ini, kita bisa belajar bagaimana mempertahankan persahabatan terlepas dari segala masalah yang mengancam. Kita juga bisa belajar untuk tidak membenci seseorang hanya berdasarkan satu alasan yang belum pasti kebenarannya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita arti dari ketulusan, saling percaya, jujur terhadap diri sendiri, juga untuk selalu menghargai apapun yang ada di hidup ini, bahkan kenangan sekecil apapun. Novel Matt & Mou sangat cocok dibaca oleh para remaja, yang pasti dapat lebih menghayati alur dari cerita ini, karena tema yang diangkat merupakan hal yang erat kaitannya dengan kehidupan anak-anak remaja. Bahasanya sendiripun simpel, tidak berat, dan bahkan menggunakan beberapa kata yang biasa digunakan kaum muda seperti "Lo", "Gue," dan lain sebagainya. Ceritanya pun santai dan ringan, cocok dibaca untuk mengisi waktu-waktu senggang. Free Blogger templatest, Free Blogger templates Minimalist, Free blogger templates responsive, Layouts blogger, Simple free blog template, Blog template WordPress, Goyabi templates, Nawigacja na stronie, Free Blogger templates, Free Blogger templates Minimalist, Btemplates, Free blogger templates responsive, Simple free blog template, Blog template WordPress, Blogger template responsive free, Blogger templates,s Free Blogger templates Free Blogger templates Minimalist Layouts blogger Free blogger templates responsive Btemplates Blogger portfolio template Blog template WordPress Free themes blogspot Theme Blogger Premium Gratis Download Parhlo Premium/Magazine Blogger Template Google Infinite AMP Responsive Blogger Template Blogspot Infinite AMP Sarkari Result WordPress Theme Free Download Amalia • - Responsive •Blogger Template Amalie • Blogspot TemplateCodeify - Personal Blogger Template new blogger templates, best blogger templatesLuvblog - Responsive HTML5 Blogger Template Twitter Bootstrap 100% Responsive DesignCream - Responsive News & Magazine Blogger Template Cream Magazine ThemebeezSeo Mag - Responsive Blogger TemplateBest - SEO Friendly Blogger Templates • Top Best Free • New TemplatesWaverly - Personal Responsive Blogger Template250+ Best Free Responsive Blogger Templates PackNewsify - News NEWSIFY BLOGGER THEME FEATURES Magazine Blogger Templateresponsive blogger templatesprofessional blogger templates freefree customizable blogger templatesfree blogger templates simple blogger templates freefree html blog templatesclean blogger templatespremium responsive blogger templates Juni 14, 2023 Bahasa Indonesia , Resensi , XI MIPA 1. Judul Buku: Harry Potter and the Philosopher's Stone (Harry Potter dan Batu Bertuah) Penulis : J.K. Rowling. Genre : Fantasi. Jumlah halaman : 384 halaman. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
Fadila Fatia 19 salah seorang penulis novel yang sudah membuat 38 karya tulisnovel dan cerpen. Wanita muda kelahiran Jakarta, 15/08/1999 ini mulai menyukaimenulis sejak umur 2 tahun dan mulai mendalaminya sejak kelas 2 ke 3 dari pasangan Tirza Eviriani dan Oni Arief Benyamin ini sebelum lebihmendalami dunia tulis-menulis, sempat mencoba fotografi, basket, dan musik. Namun,karena mungkin dirasa ketiga hal tersebut tidak cocok, wulan lebih memilih untukmenulis novel di adalah sebuah aplikasi yang di dalamnya berisikan novel-novel elektronik. Karyawulanfadi yang terkenal di wattpad pertama kali adalah The Rules Series TRS terdiri darienam novel, yang pertama berjudul Junario, Matt and Mou, Mika on Fire, With Julian,Story of Seth, dan seri terakhir adalah "A" aku benci dan cinta, Khusus novel ini ia sudahdi filmkan oleh MD yang pertama kali dibukukan adalah Raja dan Ratu setelah novel ini mulailah karya-karya nya yang lain di terbitkan menjadi sebuah novel yang best seller. Sekarangwulanfadi di wattpad sudah menerbitkan 37 karyanya dengan jumlah pengikut 250 sering menggunakan gendre teen fiction di wattpad dan sampai sekrangwulanfadi masih aktif dalam Matt. Cowok antisosial yang bisa kau temui di pojok kelas, ataudi kantin dengan buku bacaan tebalnya. Benar-benar tertutup. Apalagi soal perasaan.